Mendengar namanya saja, Anda pasti langsung memikirkan aroma nikmat yang terpancar dari menu ini. Belum lagi sejumlah tambahan menu pendamping kiri dan kanan. Ya, menu yang dimaksud adalah nasi tumpeng.
Namun pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa menu ini ada saat perayaan Republik Indonesia? Bahkan sering dijadikan ajang lomba dekorasi. Tanpa basa-basi lagi, mari kita lihat beberapa fakta unik tentang Nasi Tumpeng di bawah ini!
Tumpeng adalah hidangan berbentuk kerucut dengan nasi dan lauk pauk yang disajikan di tampah. Tampah sendiri merupakan nampan anyaman bambu berukuran besar. Hidangan ini merupakan hidangan khas Jawa yang terus berkembang karena dinamika budaya masyarakat Jawa.
Hingga saat ini, tumpeng masih tetap hidup karena mudah ditemui pada berbagai macam acara, salah satunya karena tumpeng dengan berbagai menu tersebut bisa didapatkan dengan mudah melalui jasa catering. Jika Anda berada di wilayah Jakarta pemesanan tumpeng bisa dilakukan di nasitumpengjakartaselatan.com yang melayani pesan nasi tumpeng di Pejaten dengan berbagai pilihan menu.
Mengutip hasil penelitian tumpeng yang dilakukan oleh seorang dosen Universitas Negeri Yogyakarta, ia menyatakan bahwa tumpeng memiliki makna yang sangat sakral dan filosofis. Tumpeng berbentuk kerucut merepresentasikan sebuah konsep ketuhanan dimana Tuhan adalah yang tertinggi sedangkan kita sebagai umat-Nya semakin kebawah dengan berbagai tingkatan kehidupan.
Kerucut juga melambangkan susunan geografis Indonesia yang dipenuhi oleh berbagai jenis gunung. Gunung dipilih sebagai simbol bukan tanpa alasan, tetapi gunung dianggap sebagai tempat suci karena nenek moyang tinggal di sana.
Nasi kuning memang diketahui berasal dari pulau Jawa, namun para ahli kuliner masih belum mengetahui secara pasti asal daerah yang dimaksud. Nasi kuning sendiri terbuat dari campuran tiga bahan utama beras, santan, dan kunyit. Kunyit dipilih sebagai pewarna alami karena masyarakat pulau Jawa percaya bahwa warna kuning merupakan lambang kekayaan.
Ada juga filosofi bahwa orang yang memakannya akan diberkahi kemakmuran, kekayaan, dan kemakmuran. Tumpeng disajikan dengan menempatkan nasi berbentuk kerucut di tengahnya kemudian disajikan dengan lauk pauk di sekelilingnya. Tumpengnya juga tidak ditata sembarangan, melainkan disajikan di atas daun pisang yang diletakkan di atas nampan anyaman bambu.
Biasanya, lauk yang digunakan untuk melengkapi tumpeng terdiri dari sayuran dan lauk yang berasal dari hewan darat dan laut seperti ayam dan ikan teri. Banyak ahli budaya dan kuliner yang menyayangkan saat memotong nasi tumpeng bagian atasnya yang dipotong. Mereka setuju bahwa itu tidak benar.
Menyimpang dari filosofi tumpeng yang merupakan simbol konsep ketuhanan, tumpeng tidak boleh diiris melainkan dimakan dengan iringan sekitarnya. Karena jika dipotong, berarti memutuskan hubungan antara Tuhan dan umatnya.